Aib adalah sesuatu yang harus ditutupi. Tentunya semua orang akan
sepakat dengan pernyataan awal saya tersebut. Aib adalah sebuah cela.
Cela bagi manusia adalah kekurangan yang harus ditutupi, bukan lantas
disebarluaskan atau malah disiarkan dalam bentuk acara televisi yang
menjadi tontonan orang banyak. Anehnya, si empunya aib malah setuju
untuk menanyangkan cela dirinya di hadapan jutaan pemirsa televisi.
Sungguh sebuah fenomena yang sangat menyayat-nyayat kemanusiaan kita.
Apa yang seharusnya tidak dilakukan malah menjadi komoditas bisnis yang
menguntungkan. Apa yang tidak pantas ditayangkan berubah menjadi
kepantasan yang harus dipertontonkan. Ironi sebuah masyarakat yang
katanya mayoritas beragama islam. Agama yang sama sekali mencela
habis-habisan pertunjukan pamer aib.
Seharusnya masyarakat paham bahwa menyebarluaskan aib adalah dosa yang
sangat tercela. Al-Quran Surat An-Nur ayat 19 dengan tegas menyatakan
bahwa balasan yang sangat pedih baik itu di dunia maupun di akhirat
kelak teruntuk orang-orang yang suka menyebarluaskan aib di komunitas
muslim khususnya dan komunitas manusia secara umum. Di dunia dengan
balasan celaan manusia dan di akhirat berupa adzab pedih di neraka.
Aib-aib itu bisa berupa dugaan perzinahan, perzinahan, dan cela-cela
lainnya yang jika tersebar maka akan menjadi penyakit masyarakat. Masih
segar di memori kita kasus video porno Ariel dan dua orang artis yang
tersebar luas sehingga menimbulkan dampak yang berkepanjangan. Beberapa
kali kita membaca di koran-koran ataupun televisi berita tentang
kejadian serupa yang dilakukan masyarakat hanya karena ingin meniru sang
idola !
Syekh Sha'rawi dalam tafsirnya menyatakan bahwa tujuan ayat di atas
sangat jelas yaitu agar aib itu tidak disebarluaskan dan menjadi contoh
tidak baik bagi masyarakat. Apalagi jika aib itu berkenaan dengan aib
seorang ulama, yang jika aib itu tersebar maka orang-orang akan enggan
untuk mendengarkan apa yang ulama tersebut katakan. Alih-alih jika
berita tentang aib itu benar, bagaimana jika ternyata itu hanya isu
semata, maka hilanglah kebaikan yang banyak akibat isu tersebut.
Dengan terang benderang Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shoheh :
barang siapa yang menutupi aib saudaranya sesama muslim di dunia, maka
Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat. Namun pertanyaannya adalah
apakah kita mau untuk melaksanakan sabda baginda Nabi ini ? Hanya nurani
dari setiap kita yang bisa menjawab pernyataan tadi.
No comments:
Post a Comment