Saturday 16 April 2011

dose menyebarkan aib

Aib adalah sesuatu yang harus ditutupi. Tentunya semua orang akan sepakat dengan pernyataan awal saya tersebut. Aib adalah sebuah cela. Cela bagi manusia adalah kekurangan yang harus ditutupi, bukan lantas disebarluaskan atau malah disiarkan dalam bentuk acara televisi yang menjadi tontonan orang banyak. Anehnya, si empunya aib malah setuju untuk menanyangkan cela dirinya di hadapan jutaan pemirsa televisi.

Sungguh sebuah fenomena yang sangat menyayat-nyayat kemanusiaan kita. Apa yang seharusnya tidak dilakukan malah menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Apa yang tidak pantas ditayangkan berubah menjadi kepantasan yang harus dipertontonkan. Ironi sebuah masyarakat yang katanya mayoritas beragama islam. Agama yang sama sekali mencela habis-habisan pertunjukan pamer aib.

Seharusnya masyarakat paham bahwa menyebarluaskan aib adalah dosa yang sangat tercela. Al-Quran Surat An-Nur ayat 19 dengan tegas menyatakan bahwa balasan yang sangat pedih baik itu di dunia maupun di akhirat kelak teruntuk orang-orang yang suka menyebarluaskan aib di komunitas muslim khususnya dan komunitas manusia secara umum. Di dunia dengan balasan celaan manusia dan di akhirat berupa adzab pedih di neraka.

Aib-aib itu bisa berupa dugaan perzinahan, perzinahan, dan cela-cela lainnya yang jika tersebar maka akan menjadi penyakit masyarakat. Masih segar di memori kita kasus video porno Ariel dan dua orang artis yang tersebar luas sehingga menimbulkan dampak yang berkepanjangan. Beberapa kali kita membaca di koran-koran ataupun televisi berita tentang kejadian serupa yang dilakukan masyarakat hanya karena ingin meniru sang idola !

Syekh Sha'rawi dalam tafsirnya menyatakan bahwa tujuan ayat di atas sangat jelas yaitu agar aib itu tidak disebarluaskan dan menjadi contoh tidak baik bagi masyarakat. Apalagi jika aib itu berkenaan dengan aib seorang ulama, yang jika aib itu tersebar maka orang-orang akan enggan untuk mendengarkan apa yang ulama tersebut katakan. Alih-alih jika berita tentang aib itu benar, bagaimana jika ternyata itu hanya isu semata, maka hilanglah kebaikan yang banyak akibat isu tersebut.

Dengan terang benderang Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shoheh : barang siapa yang menutupi aib saudaranya sesama muslim di dunia, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat. Namun pertanyaannya adalah apakah kita mau untuk melaksanakan sabda baginda Nabi ini ? Hanya nurani dari setiap kita yang bisa menjawab pernyataan tadi.

No comments:

Post a Comment